Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan apabila ia mengiringi. Demi siang apabila ia menampakkan diri. Demi malam apabila ia menutupi. Demi langit serta binaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa dengan segala penyempurnaan (ciptaan)-Nya. Allah mengilhami sukma, keburukan dan kebaikan. Beruntunglah siapa yang membersihkannya, rugilah siapa yang mengotorinya.” QS:As-Syams:1-10

Monday, 14 November 2011

Ketika kehidupan dunia itu ternyata hanya sementara

Kemarin ketika ke pasar untuk mencari bahan pembuatan alat pembelajaran,ngga sengaja melihat isi toko pecah belah dengan banyak macam piring,mangkok,gelas dkk-nya dengan motif yang keren & terbaru.
Godaan & bisikan semangkin kuat agar kaki ini melangkah masuk ketoko itu. Ditambah lagi kebetulan sekali harus membeli beberapa mangkok sebagai doorprize acara arisan ibu ibu komplek,hm...jadi klop deh untuk menjamah barang barang yang unik & cantik ini.


Entah sejak kapan mulai menyenangi,tertarik & ingin memiliki
barang barang seperti ini.
Sama seperti kegemaran yang mulai mengarah pada sesuatu yang dulu tidak pernah terpikirkan.
Bahkan walau diberi gratis-pun belum tentu mau memilikinya untuk selamanya karena tak lama kemudian sudah dipastikan akan berpindah tangan.
Alasannya biasanya karena merasa tidak terlalu memerlukan juga tak punya dasar mengumpulkan atau menyimpan sesuatu secara berlebihan,semuanya tidak boleh mubazir,harus tepat guna.
Ah....tapi sekarang kenapa ada perasaan yang lain??

Kebiasaan itu makin menjadi jadi ketika tinggal disalah satu kota di Jepang. Alasannya banyak;rumah yang kecil,jarang di gunakan,kurang efisien, dan juga perasaan bahwa semua ini hanya sementara,tidak selamanya.
Ya....karena dipastikan kami hanya tinggal beberapa tahun saja alias hanya sementara di negara tsb jadi apa saja yang kami miliki sifatnya hanya sementara.
Kami tidak terlalu serius untuk urusan yang sifatnya kebendaan,toh semuanya itu akan kami tinggalkan tak perlu dibawa pulang.

Rasulullah SAW berpesan kepada Ibnu Umar, “Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir (orang yang bepergian).” (HR. Bukhari)

Ditambah lagi hikmah yang kami dapat pada kearifan budaya lokal yang juga mempunyai kebiasaan tidak menyimpan barang barang yang jarang atau tidak sering digunakan dengan kebiasaan memberikan kepada yang lebih membutuhkan secara langsung atau mengadakan furimaketo/flea market ditaman,di parkir pertokoan atau pada acara acara tertentu untuk berbagi,dijual dengan harga sangat..sangat murah dilihat kondisinya yang kadang kadang 80% masih baru plus kartu garansi untuk barang elektonik.
Ini makin membuka mata hati bila ingin membeli ataupun memiliki sesuatu yang baru alangka baiknya jika dibarengkan dengan mengeluarkan barang yang telah ada kepada yang lebih memerlukan agar "kegunaan" dari benda itu tetap terjaga.
Selain itu rumah kan tidak disesaki oleh barang yang tidak efektif digunakan

Kalau bisa di ibaratkan kehidupan dinegeri orang yang nyaman sekalipun itu sifatnya hanya sementara tetapi kehidupan di negeri sendiri itulah kehidupan sesungguhnya yang akan dijalani nantinya.
Jadi kami tak perlu direpotkan atau dipusingkan dengan hal hal kepemilikan benda yang tidak mungkin kami bawa pulang kelak ketanah air.
Dan kalau memikirkan hal ini jadi teringat akan sebuah ibarat kehidupan di dunia dan kehidupan sesungguhnya di akhirat
seperti pada ayat ke 64 surat al ankabuut "Dan tidak adalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main main.Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan,kalau mereka mengetahui"
ayat Allah di surat At Taubah :38 ".....Apakakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat?Padahal kenikmatan hidup di dunia dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanyalah sedikit.


Tinggal hidup nyaman di negeri sakura itu ibarat kehidupan dunia yang sebentar & tinggal di negara sendiri itu ibarat pulang kembali ke asal atau akhirat,itulah kehidupan sesungguhnya yang akan di arungi.

Semua yang sifat & wujudnya kebendaan,kepemilikan,kesenangan itu sementara didunia ini
karena tak pernah ada cerita seorang yang kaya meninggal membawa harta simpanan yang selama ini dikumpulkan
,membawa mobil mewahnya untuk dikendarai di akhirat kelak,mengikutkan serta istana megahnya,tak ada ...tak ada.. semua itu tak kan ada he...he...he...he...
karena ketika kita menghadap sang Pencipta,kita hanya membawa amalan,ilmu,doa anak yang sholeh & juga laporan lengkap dosa yang telah kita buat secara sengaja atau tidak.
Jadi kebayang kan jika nanti disalah satu atau beberapa laporan tentang kita yang mungkin memalukan qe...qe..qe...kebayang malu euy...


Orang mukmin ketika hidup di dunia, kedudukannya seperti orang asing. Hatinya pun tidak akan terikat dengan sesuatu di negeri keterasingannya tersebut. Bahkan hatinya terikat dengan tempat tinggal (negerinya) yang dia akan kembali kepadanya. Dan dia menjadikan tinggalnya di dunia hanya sekadar untuk menunaikan kebutuhannya dan mempersiapkan diri untuk kembali ke negerinya. Inilah keadaan orang yang asing.


Perenungan pagi ini mengembalikan ghirah ke fitrah yang sesungguh.

Boleh saja kita ingin memiliki sesuatu yang kita idamkan tetapi tetap harus mengontrol jika merasa sudah berlebihan,jangan apa apa inginnya di beli apalagi ada uang he..he..he...

"...dan janganlah kamu menghamburkan hartamu dengan boros. Sesungguhnya pemboros pemboros itu adalah saudara saudara syetan & syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya" Qs Al Israa 26-27

Benar dunia ini bila diikuti akan melalaikan pada hakikat hidup yang sesungguhnya.

"Harta & anak anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan" Qs Al Kahfi:46


Alhamdulillah masih diingatkan Ya Allah....Kalau tidak,wah.....tersasar lagi dah

No comments:

Post a Comment

Terimakasih ya atas komentarnya ^_^