Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan apabila ia mengiringi. Demi siang apabila ia menampakkan diri. Demi malam apabila ia menutupi. Demi langit serta binaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa dengan segala penyempurnaan (ciptaan)-Nya. Allah mengilhami sukma, keburukan dan kebaikan. Beruntunglah siapa yang membersihkannya, rugilah siapa yang mengotorinya.” QS:As-Syams:1-10

Monday, 26 April 2010

Sekolah memanusiakan anak


"mama,adek ngga mau masuk SD sama SMP",tiba tiba sibungsu menggelayut digendongan.

"Loh memangnya kenapa dek,koq adek ngga suka sama SD & SMP,kan kalau adek sudah lulus TK adek ganti tempat sekolahnya yaitu adek masuk SD.Begitu juga kalau sudah lulus SD adek bisa masuk SMP seperti abang & kakak"
,jelas saya sambil mencium rambutnya yang harum dengan shampo bayinya.

"Kata abang & kakak sekolah SD & SMP itu susah.Lebih susah dari TK adek sekarang.Sekarang aja adek masih takut jadi imam sholad besok disekolah karena adek takut bacaan sholadnya salah.Apalagi kata Abang sama kakak nanti kalau adek sudah SD terus SMP,hafalannya lebih banyak.Adek jadi bingung ma.....,kan adek belum bisa",jelas sibungsu Akram dengan muka yang kelihatan bingung & takut.

Hmmm...sambil tersenyum saya
sudah mulai mengerti apa yang terjadi.Pasti ini akibat kejahilan kakak & abangnya melihat adeknya yang masih TK mendapat tugas menjadi imam sholad tetapi selalu menunda terus jadwalnya dengan senjata tangisan ha...ha..ha..

"Dek,kita sekolah itu sesuai umur.Sekarang adek belum bisa membayangkan belajar di SD & SMP dulu karena kemampuan adek belum sampai sana.Coba ingat dulu adek masih bayi belum bisa jalan masih digendong mama.Tapi setelah adek besar seperti sekarang,adek sudah bisa lari kan?...
Terus dulu adek masih iqro I sekarang ternyata adek sudah mau iqro III,coba lihat ternyata adek hebat dan bisa juga kan?
Coba tahu ngga kenapa bisa?
"tanya saya memberi umpan balik kepada sibungsu.

"Iya ya ma,adek tahu ma karena adek mau belajar terus.Lama lama adek jadi bisa ya ma,tapi adek takut salah ma untuk maju kedepan besok.Adek pinginnya besok libur lagi ya",sibungsu memelas lagi.

"Bukan cuma adek yang takut salah kalau di suruh maju kedepan,semua orang juga begitu.Abi,mama,kakak,abang juga begitu.Kadang kadang kaki kita juga gemetar koq.Tapi kalau kita sudah berusaha belajar InsyaAllah bisa koq.Jika kita bisa kita jadi siap.
Kan adek mau naik ke kelas B sehabis kita liburan nanti.Pelajarannya sedikit berbeda tapi nanti adek lebih senang karena adek sudah banyak temannya juga guru banyak kasih kita pelajaran baru yang mengasikkan loh & adek pasti senang.
Tapi kalau besok libur lagi yaa...ngga jadi dong naik kelasnya.
Adek kan laki laki.Calon pemimpin juga.Jadi harus bisa jadi imam.Tapi bisa juga sih jadi makmum seperti mama,hmmm jadi perempuan mau ngga"
,saya sengaja menggodanya agar dia tidak tegang.

"Ih mama,ngga maulah.Adek laki laki ma,adek harus berani ya ?"
,dengan semangatnya sibungsu.
"Jadi adek jangan takut lagi masuk SD & SMP kalau sudah besar karena adek itu pintar loh.
Buktinya seumur adek yang masih lima tahun sudah hafal bacaan sholad,iqronya aja sudah mau ke iqro tiga.Apalagi ternyata adek senang belajar baca.InsyaAllah semangkin besar adek semangkin pintar karena adek senang belajar apa saja.
Hilangin tuh rasa takut ngga bisa.Anggap aja belajar itu bermain.seperti adek kalau main game,asyik & menyenangkan.Rasanya mau lagi...mau lagi,am..am...seperti lagi makan makanan yang enak",
sambil saya mencontohkan gerakan makan makanan lezat....



Sebenarnya terus terang ketika kami kembali ketanah air kembali dan anak anak mulai masuk sekolah terasa sekali perjuangan berat kami memberi banyak pengertian tentang banyak perbedaan cara belajar.khususnya metode pengajaran disekolahnya.
Apalagi ketika pulang sisulung harus menghadapi UN menyelesaikan sekolah dasarnya.Untuk anak anak ditanah air saja ternyata UN adalah momok yang menakutkan.Jadi kebayang gimana kami bekerja keras menepis kesangaran UN bagi sisulung yang terus terang bahasanya yang masih terbata bata menyesuaikan dengan bahasa sehari hari.Begitupula dengan tulisannya yang terlalu banyak disalin.Biasa dengan gaya penulisan hiragan,katakana & kanji menulis dengan gaya latin tentu butuh pembiasaan kembali.

Saya sering menahan tawa ketika saya membaca jawaban soal yang ia tuliskan di ulangan hariannya yang mungkin lebih parah lagi jika orang lain membacanya.
Apalagi waktu belajar untuk kelas akhir entah itu SD,SMP atau SMA ternyata tidak 2 semester penuh.karena semester akhir hanya tiga bulan saja sudah harus bergelut dengan momok yang ditakuti hampir seluruh siswa dikelas akhir ditanah air.
Terasa berat tentunya.
Apalagi yang menentukan kelulusan adalah mata pelajaran yang tidak mencapai 50% dari total mata pelajaran yang dipelajari dari tahun awal permulaan sekolah.
Jadi mikir,terus bagaimana dengan proses anak anak dalam mempelajari pelajaran yang bejibun banyaknya.sungguhkah tidak dihargai semua proses tersebut????
Dan yang lebih parahnya jika salah satu dari mata pelajaran yang diujikan di UN tidak mencapai nilai standar minimum maka nilai lain yang mungkin saja mendekati sempurna diabaikan begitu saja?????
Tidak semua anak punya kemampuan yang sama dalam semua bidang.Mungkin mudah baginya pelajaran bahasa tetapi mungkin juga begitu sulit baginya pelajaran berbau eksakta seperti sain dan matematika.
Belum lagi soal yang standar dari pusat tentu amat telak mematikan sekolah didaerah yang belum mencicipi fasilitas seperti teman temannya di kota,sungguh ironis sekali ketika waktu UN sebuah sekolah didaerah terpencil harus pontang panting mencari pinjaman tape recoder untuk bisa mendengarkan bahan ujian bahasa inggris.
Duh... jangan jangan diantara mereka baru pertamakali dengar tape recoder itu hmmmm...


Sekolah....sekolah kata yang kadang bisa bikin orangtua juga anak masa usia belajar sering trauma.
Untuk masuk sekolah saja kadang orang tua harus banting tulang untuk mengumpulkan dana agar sang buah hati bisa mengecap pendidikan yang layak atau bermutu.
Untuk anak anak sekolah berarti menjalani suatu rutinitas yang melelahkan.
Bahkan anak saya pernah bilang bahwa sekolahnya sekarang seperti belajar ngayal

Wka...ka..ka...mungkin ada benarnya karena sekolah berpacu dengan waktu dan soal soal yang bejibun untuk bisa menuntaskan UN dengan baik.
Bahkan pernah dengar bahwa beberapa sekolah meniadakan pelajaran tertentu yang menurut saya amat mendukung proses memanusiakan anak anak itu sendiri seperti pelajaran agama/aklak,seni,ketrampilan dan olahraga.

Sungguhkah sekolah itu untuk menciptakan anak anak yang diharafkan & telah dianggap sebagai robot robot jenius yang tak punya rasa & karsa???.....
Sekolah berubah menjadi suatu tempat yang begitu sempit dan mungkin amat membosankan untuk anak anak.
Padahal kalau kita lihat kata sekolah dimana berasal dari kata Yunani kuno, Skhole, yang punya arti yang berbeda sekali yaitu rekreasi, atau hal-hal yang dilakukan di suatu waktu luang atau tempat di mana orang menghabiskan sebuah waktu luang .
Wow... tentu sekolah menjadi suatu yang menyenangkan bagi anak.Kebayang dong melakukan sesuatu dengan kebahagian,petualangan yang mengasyikan,melihat sesuatu yang sangat menarik tentu semuanya akan menjadi keindahan dalam hidupnya.Mungkin bisa seperti sekolah bisa disamakan dengan sebuah aktivitas liburan di dufan,disneland,pantai atau berpetualang diruang angkasa ya.....(ngayal.com)
Tapi ternyata kenyataannya sekarang???
Wah... semangkin jauh sekali makna sekolah itu sendiri.Apalagi ditanah air sedang ngetrend semangat untuk memberikan kesempatan untuk anak masuk sekolah dengan sekolah yang mengutamakan kemampuan kognitif,spasial dll saja.Dan yang paling menyedihkan amnesia dengan sebuah proses yang akan membentuk seorang manusia kecil menjadi manusia yang sesungguhnya.


Tak ada lagi gotong royong,empati dalam belajar bersama.Padahal ketika anak mendapat pembiasaan untuk bekerja team/gotong royong dalam kesehariannya secara otomatis empati akan tumbuh subur disanubarinya.Dan yakinlah jika mereka kelak besar tidak akan melakukan suatu tindakan yang dapat berdampak merugikan orang lain seperti yang lagi hangat dibicarakan yaitu masalah korupsi.Karena tentunya mereka telah berempati dengan rasa bagaimana orang lain,bangsa ini jika ia memanipulasi data,mengambil yang bukan hak-nya.
Seorang dokterpun jika semangat kebersamaan dan empati terhadap sesama terasah dengan baik tentunya tidak memberi sembarangan resep obat walau untuk itu ia tidak akan mendapatkan imbalan dari suplier obat yang menggiurkan.

Saya jadi teringat bagaimana anak saya bercerita waktu kami masih tinggal di sistem negara matahari terbit.Dikelas guru membagi beberapa kelompok.Setiap kelompok kemampuan anak beragam.Jika ada teman yang belum mengerti maka teman yang lain harus berusaha memberi pengertian karena jika ada tugas & ada salah satu teman yang tidak mengerjakan tugas maka akan berdampak kepada yang lain.Jadi ada dua sisi yang aktif mengasah empati.Yaitu yang bisa mengajarkan yang belum,yang diajarkanpun harus bersungguh sungguh berusaha agar teman teman yang lain tidak mendapat hukuman karena ulahnya.
Dari proses sebuah team kecil ini mereka menjadi anak anak yang punya rasa setia kawan,mengasihi & menghormati satu sama lain,saling membantu/bergotong royong dan banyak hal yang membuat haru biru dada ini.

Jadi mengerti mengapa tahun ini sistem pendidikan di Amrik bersusah payah mengeluarkan dana yang besar untuk merubah gaya pendidikan yang mengutamakan kemampuan spasial,kognitif dkk dengan sistem gotong royong yang menomor satukan sebuah PROSES.
Mungkin karena selama ini output karakter dari pendidikan diluar harapan.Bisa jadi individualis yang tinggi juga gaya hedois yang lekat.

dan yang paling saya sukai adalah gaya pendidikan di negara no 1 didunia,terbaik dalam pendidikan yaitu Finlandia.Subhanallah....pola yang kembali ke fitrah.

.....
@yang lagi menonton kesedihan para siswa yang gagal UN,berjuang terus para pelajar Indonesia...sekecil apapun proses dalam mencari ilmu tak akan sia sia...jangan lupa JUJUR dalam masalah ilmu.

2 comments:

  1. persiiisss spt Keke. Bbrp wkt yang lalu dia pernah bilang gak mau masuk SD krn merasa pelajaran SD lebih susah (dia liat pelajaran sepupu2nya)

    ReplyDelete
  2. Bener tuh mbak,bahkan ada temen yang bilang kalo anaknya bilang"mungkin aku bakalan mati ya mi kalau SMP,sekarang aja nafasku sudah sesak dengan pelajaran yang susah".

    ReplyDelete

Terimakasih ya atas komentarnya ^_^