Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan apabila ia mengiringi. Demi siang apabila ia menampakkan diri. Demi malam apabila ia menutupi. Demi langit serta binaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa dengan segala penyempurnaan (ciptaan)-Nya. Allah mengilhami sukma, keburukan dan kebaikan. Beruntunglah siapa yang membersihkannya, rugilah siapa yang mengotorinya.” QS:As-Syams:1-10

Tuesday, 9 March 2010

Di Japan orang miskin masih boleh sakit

Walaupun batuk adalah anugrah terbesar dari Allah Swt Sang Pencipta manusia dimana dengan batuk sebagai reaksi tubuh dalam upaya mengeluarkan benda asing yang masuk kedalam saluran pernapasan juga paru paru.Tetapi.....
Batuk yang diderita batita apalagi masih berumur 16 bulan ternyata sebagai orang tua kita musti waspada.Karena jika tidak ditangani sampai tuntas akibatnya bisa........
Dan ternyata memang kelanjutannya diluar dugaan.parah....
Gimana ngga parah,lah wong sampe musti Nyuin(diopname diRS)1 migguan plus diinfus diruang isolasi 4 hari stlh itu baru dirawat ruang anak 3 harian.
Ini semua berawal dari batuk setiap tengah malam hampir 1 minggu.Tapi diakhir minggu kalo lagi batuk sampai muntah segala.Ya takut aja,akhirnya diperiksakan keklinik didepan apato.
Kata senseinya sih ngga apa2x,"go shinpai iranai,areregi dake to omoimasu(ngga usah khawatir,hanya alergi aja koq).Seperti biasa dikasih obat & pulang.Tapi pas tengah malam suhu badannya meningkat sampe 39 drjt.wah,
sempet panik tapi dikompres aja kali ya,pikiran malam itu.

Besoknya masih sehat aja,makan main seperti biasa,tapi malamnya panas lagi dengan suhu yang hampir sama.Besoknya mau dibawa keklinik tapi obat belum habis,ah tunggu besok deh.
Besoknya bawa lagi keklinik,diperiksa semua tekanan darahnya, dadanya ,pokoke dicek pake alat(kaga' ngerti nama alatnya) antep aja dokternya bilang ngga apa2x koq,anaknya sehat,terlihat masih normal.
Kami ditanya bagaimana dengan makannya,pup-nya gimana?,tetap normal kata saya.
Pulang lagi bawa obat baru plus obat anti panasnya.
Nah,malamnya lebih panas lagi sampe 41,2 drjt,wah.....?????
saya ulang2x terus termometernya,eh tetap aja panasnya segitu.Langsung ambil obat penurun panas yang langsung dimasukan ke(maaf)anus.
agak lama panas turun 40 drjt.Semalaman kagak tidur sama abinya karena akram mulai rewel.Padahal saya lihat Abinya mulai ngga enak badan pula.

Ya Robbi beri kami kekuatan
Terus terang dimasa itu adalah masa terberat kami,karena bulan agustus ini adalah titik penentuan apakah suami bisa mengikuti sidang tertutup dibulan nofember dan sidang terbuka PhD dijanuari tahun depan.
Beberapa Jurnal yang dikirim ke jurnal International beberapakali ditolak sebagian reviewer dan sebagian lagi sedang dalam masa penantian accepted.Padahal syarat untuk sidang PhD adalah 2 jurnal accepted/dipulikasikan.
Taihen da na......./berat....

Paginya akram sudah ngga mau minum atau makan apapun lagi hanya ASI aja.Cari diinternet tentang penyakitnya ngga jelas juga.tentang panas katannya panas yang tinggi kadang2x baik juga bagi tubuh karena kuman bisa mati pada suhu tubuh yg panas tertentu
Siangnya Akram diajak bareng mandi diofuro berendam,kepikir siapa tau baikan kalinya.Tapi.....hari ini khawatir makin gede aja habis pup-nya mulai sering dan agak cair,kasih oralit aja.
Besoknya masih ngga ada perubahan.mo kedokter klinik tutup libur."Ya Allah....beri kesembuhan untuk Akram....",ngga hentinya hati ini berdoa.

Besoknya langsung pagi buta kita kedokter minta rekomendasi keRS yg lebih lengkap.
Tujuannya ke chiba daigakku byoin
tempat Akram lahir dulu.
Tapi ketika akan dirawat dokter anak dirumah sakit ini bertanya tempat kerja suami,"ngga kerja tapi tugas belajar aja",jawab saya
"Oh kalo gitu dirawatnya
keRS Aoba Byoin"'sarannya sambil menulis surat rekomendasi keRS yang dituju.

RS Aoba Byoin
RS Aoba ini letaknya ngga jauh dari RS Chiba Univ.bisa jalan kaki 10 mnt atau naik bus sekali dari halte depan RS.Namanya juga tidak asing lagi bagi kami karena waktu akan melahirkan akram sebenarnya kamipun direkomendasikan oleh dokter untuk pindah ke Aoba Byoin tetapi karena keterbatasan informasi dan mengikuti senpai/senior terdahulu yang selalu menjadikan Chiba Daigakku Byoin sebagai rujukan ketika melahirkan maka kami memutuskan tetap memilihnya.
Ternyata maksud dari rekomendasi itu adalah karena Chiba Daigakku Byoin adalah RS swasta dan Aoba Byoin adalah RS pemerintah dimana untuk kategori tertentu seperti yang mendapat jaminan kesehatan murah disinilah tempatnya.
Maklumlah di Jepang ini kami termasuk kategori orang yang mendapat fasilitas agak murah atau gratis,karena masuk kategori zero yen untuk bayar pajak karena suami tidak bekerja/mahasiswa.

Sampai diAoba Byoin Akram langsung ditangani team dokter,tampa ditanya adminitrasi yang rumit.Semua dokter yg berkaitan langsung secara meraton ngecek,dari dokter anak(3 org dengan spesialis yg berbeda)doker tht,lab darah,rontgen pokoke kami mondar mandir ngegendong Akram untuk diperiksa dari ruang satu keruang yang lain,naik turun dilantai yang berbeda.
2 jam berikutnya seteleh Akram masuk ruang isolasi perawatan anak baru dokternya memberitahukan kalau ternyata Akram kena Pneumonia/radang paru yang lumayan berat karena terlihat ada pembengkakan pada empedu dan endapan dahak diparunya pada hasil rontsen.innalillahi wa innalillahi rojiun,beri kami kesabaran ya Allah.


Hari hari pertama yang sangat menyiksa karena akram selalu bilang yada...yada...kaiyu(kairu)/ngga mau...pulang.....


Akram mulai makan lagi,kebetulan kami muslim jadi setiap kita akan opname di RS kita bisa request apa igrident dari menu makan selama di RS.Apa saja yang bisa kita makan/halal dan apa saja yang tidak boleh kita makan karena haram.Sebenarnya meminta menu halal sangat mudah asalkan kita mengkonfirmasikan terlebih dahulu seperti kita menjelaskan tentang alergi makanan saja.Dan orang japan itu terkenal kepatuhan dan kejujuran aturan kalau kita bilang tidak,ya tidak akan mereka berikan.

Untuk menghilangkan rasa rindu biasanya akram saya beri Hp untuk sekedar ngobrol dengan abang,kakak dan Abinya

Melihat sikecil tertidur tenang,hati ini bahagia sekali,tak ada lagi suara batuk
Walau jauh dari tanah air,ortu,keluarga,kami masih bersyukur karena subhanallah Dokter,perawat,dan pihak RS yang ramah selama Akram dirawat menguatkan kami.Perhatiannya luar biasa.
Mereka bekerja tampa melihat strata sosial pasien,dokter bertanggungjawab memegang pasien tanpak sungguh2x untuk melayani pasien

Didepan office lantai perawatan anak untuk menuju lantai atas mengulang rontgen hari ketiga

Urutan birokrasi rumah sakit amat berbeda dengan yang biasa kita lihat ditanah air.
Ketika kita datang,ada seorang volunteer(pekerja sosial yang biasa membantu diruang publik)yang dengan ramah langsung menyambut kita.Beliau menanyakan apa siapa yang akan berobat.
Lalu kami memberi surat rekomendasi dari Chiba Daigakku Byoin.Setelah membaca surat tsb beliau lalu mempersilahkan menunggu sebentar diruang tunggu lobi RS.Beliaulah yang menulis blanko pendaftaran hanya dengan meminta kartu asuransi akram.
Tidak sampai 5menit kami yang mendapat prioritas pelayanan langsung menuju lantai 2 tempat dokter anak berada.Setelah menyerahkan kartu pasien kami mengikuti prosedur yang pertama dilakukan bila berobat keRS di Japan,yaitu mengukur suhu tubuh pasien.Gunanya adalah jika pasien panas tinggi maka akan mendapat prioritas terlebih dahulu walaupun peradaban antri begitu kental disini tetepi kalo sudah panas tinggi maka semuanya harus cyto/segera.


sudah mulai bisa tersenyum,tertawa dan bercanda lagi

Setiap dokter akan memberi atau mengganti jenis obat,mereka membicarakan itu terlebih dahulu dengan kami.Begitu juga ketika sikecil dihari ketiga sudah bisa dipindahkan dari ruang isolasi mereka menjelaskan bahwa sudah bisa pindah kamar.
Biasanya pasien tidak ditunggu keluarga tetapi akram pengecualian karena ia begitu ketakutan bila dokter dan perawat yang berkali kali memeriksa kekamar.Dokter bisa 4 hingga 5 kali sehari menengoknya.Kalo perawat hampir 1jam sekali atau lebih bila kita memencet bel.Hal itu karena perawat harus memeriksa suhu badan dan infusnya.Saya sebagai orang yang satu satunya boleh menunggu selain suami harus mencatat dan membuat laporan yang detail tentang berapa kali muntah,ganti omutsu/diapers,jenis pup-nya,pipisnya.
Kalo habis jadwal makan,sayapun harus mengira2x presentase makanan yang sudah dihabiskan.Berapa kali di menyusu juga dlaporkan.

Setiap hari ambil darah,ini adalah waktu yang sangat menyiksa buat akram dan saya.
Bagaimana hati ini perih mendengar tangisannya.
Setiap 3 hari sekali selama dirawat akram menjalani rontgen dilantai atas,melepas ia diruang itu bukan hal yang mudah.Ia seperti sedang dieksekusi karena rontgen untuk balita itu lebih rumit.Karena tidak dipegangi dan agar ia tidak bergerak,alatnya diset sedemikian rupa.tangin diikat besi keatas, mata ditutup,dan badan terikat dikursi kusus,owalah.....kalo lihat video rekaman dari ruang samping ,nyeri hati mama nak...
Alhamdulillah akhirnya setelah 1 minggu kami dikurung didalam ruang,kami bebas juga.Gimana tidak selama 1 minggu saya sendiri menunggu siang malam.Kebetulan ternyata suami juga terkena influeza dan harus dirawat di RS paru paru yang berbeda lokasinya.Tetapi Abi tidak mau menginap karena ada 2 anak kami lagi yang lain yang tidak ada menjaganya.Untung anak lelakiku sudah biasa memasak telur dan mie instan sendiri.Itu pengalaman ketika saya 10 hari dirawat setelah operasi sectio caesar melahirkan akram.
Untungnya lagi RS tempat suami berobat menyediakan bus jemputan dari apato kami ke RS tsb setiap pagi dan memulangkan lagi sore harinya.
Saya hanya keluar jika ingin menghangatkan makanan instant yang saya beli di kantin RS ketika pertama datang di mikrowave ruang makan yang khusus untuk pembezuk pasien.
Kami menyarankan agar teman teman jika ingin menengok ketika kami pulang saja.karena mereka tidak diperkenankan masuk keruang perawatan hanya boleh diruang makan saja.
Kebayangkan jadi orang sakit dadakan xe..xe,,xe,,,,xe....
Kalo toilet ngga ada didalam kamar wah,urusannya pasti runyam meninggalkan sikecil dikamar sendiri.

Malam itu dokter datang kekamar dan menerangkan kalau yokatta/beruntung besok kami bisa pulang karena hasil rongten dan tes darah pneumonia akram sudah sembuh,Alhamdulillah ya Allah...siang malam tak lepas2nya bibir ini melafazkan doa kepada MU
Tetapi kata dokter dengan catatan 1minggu lagi datang untuk menjalani tes kembali.Dan jika didalam 1 minggu ini panas kembali langsung bawa kembali ke RS.
Karena dalam sakitnya ada muntah dan penurunan nafsu makan Hb-nya rendah dan ini akan terus dipantau dan bila perlu mendapat sirup zat besi hingga tuntas sehingga HB normal kembali.


Digendong abi untuk ambil darah ditempat lain sekalian untuk perlahan mengeluarkan ia dari kamar sebelum pulang

Didepan pintu kamar selalu disediakan westafel & alkohol untuk mencuci dan mensterilkan tangan sebelum masuk

Dengan Hb normal anak akan kuat menghadapi segala macam infeksi tetapi jika Hb rendah anak akan mudah terserang infeksi dan yang paling penting akan menganggu perkembangan kecerdasan otak apalagi 5 tahun pertama pertumbuhan fisik otak.
Dan yang tak kalah pentingnya bahwa Hb tidak berkaitan dengan pertambahan BB anak.Bahkan banyak dijumpai anak yang gemuk tapi HBnya rendah.Hal ini karena kesalahan pada pola makan anak.
Ini terjadi ketika 1 bulan kemudian akram BBnya sudah nambah hingga 11,8 kg(keluar dari RS turun 10,7 kg dari 11,6kg sebelum sakit) tetapi Hb masih rendah.
kata dokter kankenai yo/ngga ada hubungan antara kenaikan BB dengan kandungan zat besi bahkan bentuk batang seldarah merahnya masih kecil.ha..ha..ha..ha...persepsiku selama ini salah dong....
Recovery Hb ini memakan waktu 6bulan,kebayang taihen na.../berat

Ketika pulang dipagi itu saya bertanya dengan orang office tempat perawatan gimana dengan pembayaran,jawabannya:"hari ini ngga ada yang musti dibayar",dan hanya tersenyum sambil mengucapkan salam perpisahan"Odaijini ne,ki o tsukete,/sehat dan kuat ya dan hati2x juga ya.
Kami masih bengong dan mengucapkan bayak terimakasih kepada beliau paramedis ketika ia mempersilahkan kami untuk pulang dan berpesan jangan kesini lagi ya dengan senyum candanya.Lah iya maksudnya jangan sakit lagi gitu.

Turun kelantai bawah dekat lobi office yang cukup megah untuk ukuran RS pemerintah,malah mirif lobi hotel,bersih dan ramah tidak menggambarkan suasana RS sekalipun.Disebelahnya ada mesin pembayaran.saya masukkan kartu pasien tetapi saya hanya melihat angka nol yen disana.saya ulangi lagi.tetap sama saja angkanya tidak berubah.Saya coba bertanya dengan seorang yang lagi2x seorang volunteer.Bagaimana ini.
"O,anda belum mendapat tagihan,anda lansung saja menukar slip ini dengan resep obat disamping sana",jelasnya
Sambil jalan menukar kertas itu didekat resep,pikiran masih bingung.
Hal ini terjadi berulang ulang lagi ketika saya selesai melakukan kunjungan cek up dokter.Selalu tercetak nol yen di bon mesin pembayaran.


Kunjungan satu minggu setelah keluar dari RS untuk mengulang cek darah dan rongten

Aoba Municipal Hospital,rumah sakit pemerintah berfasilitas dan melayani pasien secara profesional tampa melihat latar belakang ekonomi pasien


3bulan kemudian baru terjawab mengapa kami tidak mendapat tagihan atas perawatan sikecil.Ternyata setelah kami mendapat surat pemberitahuan dari asuransi bahwa perawatan untuk anak balita gratis.dan untuk perawatan suami hanya kena 30persen dan kebetulan suami pun mendapat penggantian biaya dari asuransi di kampus selain dari asuransi kesehatan pemerintah.
Persis seperti saya sectio caesar 1,5 tahun yang lalu saya mendapat pengembalian dari pihak asuransi biaya sejak pemeriksan kehamilan pertama hingga terakhir pulang sehabis melahirkan.semuanya jelas dan terinci.padahal saya sudah lupa tuh..klaim asuransi bukan kita sebagai customer yang repot tapi itu urusan RS dengan pihak asuransi kita tinggal menerima laporan saja.


Setiap masuk gedung RS akram mulai takut jadi sebelum kelantai atas tempat dokter biasanya kita bermain diruang galeri dilobi RS


Berjalan keluar dari Aoba byoin pada 6 bulan berikutnya,ternyata tahun telah berganti


6 bulan bolak balik RS membuat akram hafal area.dengan tenang ia menuju okutsuriya/apotik diseberang jalan untuk menukar resep dengan sebotol zat besi hanya dengan membayar 10 yen/Rp1000 uang untuk menggantikan botol obat saja.


Begitulah dijapan orang miskin masih boleh sakit tapi kalau dinegeri antah berantah orang miskin dilarang sakit hua..ha..ha..ha...

No comments:

Post a Comment

Terimakasih ya atas komentarnya ^_^